Sunday, October 31, 2010


Sekatan dan kepungan yang dikenakan terhadap saudara kita, kaum Muslimin di Genting Gaza memiliki banyak persamaan dengan apa yang diceritakan oleh Allah swt di dalam surah Al-Buruj iaitu kisah kepungan terhadap kaum Muslimin di salah satu perkampungan di Yaman di mana mereka dihancurkan dengan cara dibakar.

Allah swt berfirman :

"Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. Dan hari yang dijanjikan. Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (iaitu pembesar-pembesar Najran di Yaman). Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu api. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan kerana orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS Al-Buruj : 1-9)

Jika pembakaran dalam peristiwa Ashabul Ukhdud dilakukan dengan kayu api, maka pembantaian di zaman ini dilakukan dengan berbagai cara seperti :

1. Bom.
2. Pesawat Terbang.
3. Granet.
4. Senjata-senjata terlarang seperti `Fosforus'.

Jika sekatan dan kepungan terhadap kaum Mukminin dalam kisah Ashabul Ukhdud didalangi oleh segerombolan orang Kafir yang zalim, maka sekarang, ianya dipimpin oleh orang-orang yang terkeji (Yahudi-Zionis) dari kalangan manusia, yang sangat memerangi kaum Mukminin.

Mereka juga berkonspirasi dengan orang-orang Musyrik untuk memerangi kaum Muslimin, tetapi Allah swt telah terlebih dahulu menunjukkan kezaliman mereka dalam Al Qur'an.

Allah swt berfirman :

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik. Dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan kerana di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendita-pendita dan rahib-rahib. (juga) kerana Sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri." (QS Al-Maidah : 82)

Satu-satunya yang disebutkan oleh Allah sebagai penyebab kebencian kaum Musyrikin terhadap kaum Mukminin adalah keimanan mereka kepada Allah swt, sebagaimana firmanNya :

"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan kerana orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS Al-Buruj : 8)

Pada ketika ini, sekatan dan kepungan hanya berlaku kepada orang-orang yang menyatakan keimanan mereka secara terang-terangan.

Sementara orang-orang yang membangun sistem sekular samada di Timur atau Barat, telah menjual prinsip-prinsip utama secara menyeluruh serta menggadaikan agama, justeru hidup di rumah mereka dengan aman dan tenteram!

Walaupun sekatan dan kepungan sepertimana dalam kisah Ashabul Ukhdud dan saudara-saudara kita di Genting Gaza sangat mirip, namun dalam dua peristiwa itu terdapat juga perbezaan yang cukup nyata. Oleh kerana itu, mari kita berhenti sejenak untuk merenunginya.

Kelompok kaum Mukminin dalam peristiwa Ashabul Ukhdud adalah dari kalangan kaum Nasrani yang dikepung di tengah-tengah kebisuan orang-orang Nasrani secara keseluruhannya. Namun, kebisuan itu tidak dapat menyelamatkan mereka sedikit pun dari kezaliman.

Kelompok-kelompok agama Nasrani juga mempunyai banyak perbezaan yang sangat mendasar di antara mereka. Perbezaan itulah yang menyebabkan hubungan emosional sesama mereka menjadi pudar. Akibatnya, berbagai peperangan kerap bergolak antara golongan Katolik dan Ortodoks, Katolik dan Protestan serta Gereja Ortodoks dengan Armenia, bahkan antara sesama kalangan Ortodoks sendiri kerap berlaku pertikaian.

Begitulah yang Allah swt sebutkan dalam firmanNya :

"Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan." (QS Al-Maidah : 14)

Allah swt telah mengekalkan permusuhan di hati orang-orang Nasrani hingga hari kiamat kelak.

Insiden-insiden pertikaian itu telah menyebabkan hilangnya sikap toleransi orang-orang Nasrani sehingga mendorong mereka melakukan pembakaran terhadap saudara-saudara sendiri di Yaman sana.

Namun, apakah yang menjadi alasan kaum Muslimin hingga membisu menyaksikan peristiwa yang berlaku di Palestin dan secara khususnya di Gaza?

Allah telah mempersatukan hati-hati mereka dan penyatuan ini merupakan nikmat termahal dari apa yang ada di permukaan bumi ini.

Allah swt berfirman :

"Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[ penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Anfal : 63)

Allah juga menjadikan kasih sayang dan persaudaraan ini sebagai syarat untuk menjejaki jalan ke syurga. Kita tidak akan masuk syurga tanpa mencintai saudara-saudara kita.

Rasulullah saw bersabda :

"Demi Allah kamu tidak akan masuk syurga hingga kamu beriman dan kamu tidak akan beriman hingga kamu saling mencintai…." (HR Muslim)

Apakah alasan kita membiarkan mereka di tengah-tengah sekatan dan kepungan itu?

Sepatutnya :

  1. Sakit yang mereka rasakan sama-sama dirasai sakitnya oleh kita.
  2. Musibah yang menimpa mereka dirasai seperti musibah yang menimpa kita.
  3. Penderitaan yang mereka alami dirasai sama oleh kita.

Rasulullah saw bersabda :

"Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta dan kasih sayang, ibarat satu tubuh yang apabila satu anggotanya menderita sakit, maka seluruh tubuh akan turut merasakannya dengan tidak boleh tidur dan demam." (HR Muslim)

Oleh kerana itu, jika penduduk bumi mempunyai alasan ketika berlakunya pembakaran dalam peristiwa Ashabul Ukhdud, maka tidak ada alasan bagi kaum Muslimin melengahkan saudara-saudara mereka di Genting Gaza yang sedang :

  1. Disekat secara ekonomi.
  2. Dikepung dari darat, laut, udara dan di bawah tanah.
  3. Dibantai secara berterusan.

Orang-orang yang hidup di zaman peristiwa Ashabul Ukhdud tidak mendengar kisah itu kecuali setelah pembantaian mereka. Hal itu disebabkan oleh jarak yang sangat jauh dan tidak adanya prasarana komunikasi.

Namun sekarang, kita menyaksikan secara langsung detik-detik pembantaian itu di mana :

  1. Bom diledakkan.
  2. Orang-orang yang ditembak.
  3. Rumah-rumah dirobohkan.
  4. Tanah-tanah dirampas.

Lantas apakah alasan kita?

Tidak diragukan lagi bahwa pertanyaan di hadapan Allah mengenai sekatan, kepungan dan pembantaian ini akan sangat panjang! Tidak diragukan lagi bahwa itu akan susah untuk dijawab sehingga setiap Muslim mesti menyiapkan jawabannya!

Setidak-tidaknya, setiap Muslim menadahkan tangannya untuk berdoa bagi saudara-saudara mereka di sana, semoga Allah :

  1. Mengukuhkan pendirian mereka.
  2. Membebaskan mereka dari sekatan dan kepungan ini.
  3. Menolong mereka menghadapi musuh-musuh mereka.

Paling tidak, seorang Muslim berkorban memberikan sumbangan bagi meringankan musibah mereka melalui harta dan pembiayaan hidup semampunya kerana itu adalah jihad yang sesungguhnya di jalan Allah swt.

Setidak-tidaknya, setiap Muslim di manapun mereka berada membicarakan topik tentang masalah Palestin sebagai ganti dari membicarakan tentang perkara-perkara lain yang melalaikan.

Setidak-tidaknya, setiap Muslim kembali menggandakan usaha boikot terhadap segala bentuk produk Yahudi dan AS bahkan sangat tidak logik pemimpin-pemimpin mereka mengeluarkan semua potensinya sehingga sanggup mengunjungi negara-negara Islam untuk mendukung Gerakan Zionis melalui bidang politik, ketenteraan dan ekonomi.

Sementara kita menemui seorang Muslim yang seolah-olahnya tidak mampu untuk meninggalkan atau memboikot terus dari :

  1. Menikmati segelas air bergas Coca-cola.
  2. Memakan ayam goreng KFC & MacDonalds.
  3. Sekadar minum kopi di Starbucks!

Ini adalah masalah yang serius! Hari Kiamat akan datang tanpa diragukan lagi dan semua kita akan kembali kepadaNya.

Para pemimpin Muslim terutama negara-negara Arab di sekitar Palestin dilihat seakan-akan tidak berbuat apa-apa, maka sebenarnya merekalah yang melahirkan kehinaan dan penghinaan itu.

Mereka ridha penghinaan terhadap agama dan kehormatan mereka. Tidak diragukan lagi bahwa perhitungan mereka di hadapan Allah swt amatlah sulit, walaupun mereka memiliki umur yang panjang tapi mereka akan tetap berhenti di hadapan Zat yang tidak akan pernah lalai dan tidur.

Allah swt berfirman :

"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak." (QS Ibrahim : 42)

Setiap muslim bertanggungjawab terhadap masaalah Palestin kerana perkara ini sangat berkait dengan persoalan akidah.

Allah swt dalam surah Al-Isra' menggandingkan antara Masjidil Haram dengan Masjid Al Aqsha yang berada di Palestin. Ini sebagai simbol keterkaitan yang kuat antara dua tempat suci tersebut.

Sebenarnya, boleh sahaja Allah memperjalankan Rasulullah saw dari Masjidil Haram terus ke langit, tanpa perlu ke Masjidil Aqsha di Palestin. Di sinilah isyarat dari Allah swt tentang keterkaitan yang kuat antara dua tempat suci itu.

Inilah tempat yang telah diamanahkan oleh para Nabi kepada kita, umat Islam untuk sentiasa menjaga Palestin dan di sini pula simbol kesucian tanah suci Islam, selain juga simbol kejayaan umat Islam.

Jika Palestin dirosakkan dan dikotori oleh tangan-tangan jahat Zionis Israel, itu bererti bahwa penodaan dan penghinaan terhadap tanah suci Islam yang juga menjadi milik umat Islam sedunia sehingga sudah menjadi kewajiban umat Islam di mana pun berada untuk membela perjuangan mujahidin di Palestin.

Perjuangan tersebut dilakukan dengan berbagai cara, dimulai dari bantuan tenaga secara terus, dana, doa dan lain-lain. Inilah yang menandakan wujudnya kecintaan kita kepada salah satu tanah suci Islam dan ini pulalah yang menunjukkan kecintaan kita terhadap saudara-saudara kita seakidah yang ketika ini sedang berjihad melawan musuh-musuh Islam.

No comments:

Post a Comment